Usaha kecil yang baru saja saya buka membawa banyak harapan untuk meraih kesuksesan. Kata 'kegagalan' barangkali hanya terlintas sekali dua kali. Lagipula siapa sih, yang menginginkan kegagalan? Padahal 'Menghitung Resiko Kegagalan' jauh lebih aman daripada berbicara tentang kesuksesan itu sendiri. Hitung-hitung saya mempunyai benteng pertahanan yang lebih kuat agar usaha tak mudah runtuh. Selain bersikap tak mau tahu tentang resiko kegagalan, ada beberapa hal yang membuat saya mengalami degradasi usaha. Memulai dengan alasan yang keliru. Kadang hal tersebut saya tanyakan pada diri sendiri, alasan apa saja yang pernah terlintas untuk memulai usaha? Menginginkan uang yang lebih banyak daripada penghasilan yang didapatkan saat itu? Waktu luang dengan keluarga yang lebih banyak ketimbang bekerja di perusahaan orang lain? Atau, bosan diperintah? Jika saya atau anda menggangguk pertanda setuju dengan alasan-alasan tadi, maka pikirkan kembali.
Memulai usaha ini sebenarnya ada unsur ketidak sengajaan. Sebagai karyawan swasta, saya memiliki pemikiran untuk membuka usaha jika saya pensiun kelak. Sekedar informasi saya hampir 10 tahun bekerja di bidang sales dan marketing perusahaan distribusi. Impian memiliki usaha sendiri adalah sebuah pemikiran keumuman yang ada pada benak semua orang, termasuk saya. Tetapi ketika saya masih aktif bekerja di perusahaan hal tersebut susah sekali saya wujudkan. Salah satu faktor yang selalu menjadi penghambat adalah 'waktu'. Saya berharap punya waktu yang cukup untuk memulai sebuah usaha tapi hal tersebut tak kunjung terwujud, tetapi ketika saya coba untuk tidak memikirkannya tiba-tiba sebuah kesempatan datang menghampiri. Singkat cerita saya di hadapkan untuk men-take over sebuah usaha warung kopi yang sedang vaqum. Berawal dari situlah usaha warung kopi saya di awali. Dari masa ke masa 2014, 2015, 2016, 2017 metamorfosis logo design warung saya seperti tampak